Monday, February 6, 2023

Mencari Nilai Baru (Value Proposition/Innovation)


Okelah kita sudah memahami menghubungkan suplai dengan kebutuhan, sudah mengetahui bahwa memulai bisnis bisa dengan mencari fungsi baru dari produk yang sudah ada, atau menggabungkan beberapa produk. Ada cara lain lagi ga sih? Ya, pasti ada dong 😏

Favorit saya adalah Value Innovation dari Blue Ocean Strategy. Di buku lain ada pula value proposition. Silakan mencari referensi lengkap untuk memahami keduanya. Kurang lebih intinya sama, yaitu mencari sebuah nilai dari suatu produk yang memenuhi kebutuhan konsumen.

Di sini saya hanya akan sedikit mencontohkan Value Innovation. Pilihan ini karena saya anggap lebih simpel. Dan saya sangat menyukai materi Blue Ocean Strategy.

Awalnya kita memang harus memilih lebih dahulu secara spesifik bahwa kita ingin mengarah ke bisnis apa, atau produk apa. Bisa jadi produk lama yang sudah ada, atau kombinasi dari beberapa produk beserta modifikasinya. Marilah kita ambil contoh bahwa kita ingin berbisnis kuliner. Dan berdasarkan pengamatan, kita memutuskan bahwa bisnis ayam goreng memberi peluang yang sangat besar. Berdasarkan survey ke 2 gerai KFC, kita mendapatkan kesimpulan bahwa makanan paling laris se Indonesia adalah ayam goreng. Ga percaya? Silakan tanya ke KFC mana saja, menu apa yang paling laris. ✌😀👍


Mari kita menerapkan teori Value Innovation kepada ayam goreng. Dengan cara ini kita melihat nilai apa saja di ayam goreng, yang bisa kita kurangi atau tambahkan. Biasanya yang komponen biayanya lebih tinggi akan dikurangi, sementara yang komponen biayanya lebih rendah akan ditingkatkan. Juga yang diyakini akan disukai target konsumen perlu ditingkatkan, sementara yang kurang disukai akan diturunkan. Menariknya, metode ini tidak selalu memaksa kita mencari produk yang lebih baik untuk dijual dengan lebih murah. Terkadang hasil dari metode ini, kita menemukan produk yang lebih bernilai, biayanya lebih murah, tapi harga jualnya bisa lebih mahal. Yeeay ✌😀👍

Mari kita breakdown dulu produk ayam goreng. Ada 2 jalur utama di produk ayam goreng, versi tradisional dan versi KFC. Untuk sementara, kita abaikan jalur atau kelompok produk/bisnis lain. Kita melihat elemen-elemen dari masing-masing produk, mempertimbangkan biayanya, dan memperkirakan perceived value nya tinggi atau rendah. Perceived value adalah bagaimana seorang konsumen menilai suatu manfaat dari suatu produk, atau simpelnya kira-kira seberapa besar konsumen menyukai hal itu. Dari elemen-elemen produk tersebut, kita akan memutuskan yang mana yang dihilangkan, yamg mana akan ditingkatkan, yang mana akan dikurangi. Dari sanalah kita akan menemukan suatu produk baru atau inovasi nilai dari sebuah produk. Berikut contohnya:

  • Ayam Goreng Tradisional:
    • ❎ Bumbu rempah
    • ⏫ Sambal
    • ⏫ Kemasan/Penyajian
    • ⏬ Lalapan
    • ⏬ Variasi
    • ✅ Harga
  • KFC
    • ✅ Tepung renyah
    • ✅ Kemasan/Penyajian
    • ❎ Saos
    • ⏬ Harga
    • ⏬ Lokasi
Kemudian kita tuangkan ke dalam grafik seperti berikut ini

Terlihat jelas dalam grafik tersebut bahwa setelah kita hilangkan, kurangi dan tambahkan elemen pada produk tersebut, kita telah menemukan inovasi produk baru yang tidak mengikuti tren produk lainnya. Dan karena yang kita telah mencermati perceived value pada saat melakukan proses ini, maka kita dapat meyakini bahwa produk tersebut adalah produk yang akan disukai oleh konsumen.

Contoh lain misalnya produk minuman beralkohol lokal. Justeru dengan mengurangi atau menghilangkan kadar alkohol pada produk tersebut, kita malah mendapatkan produk baru dengan biaya yang lebih rendah, tapi lebih diterima oleh konsumen. Apalagi ditambahkan dengan mengurangi volume per kemasan. Kita malah mendapat kan inovasi nilai dan proposisi yang lebih baik, tanpa harus menurunkan harga dan memaksakan menaikkan value di tiap elemen produk.

Semoga bermanfaat!


Share:

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment